Kamis, 28 Oktober 2010 - 10:24 wib
Susetyo Dwi Prihadi - Okezone
Menkominfo Tifatul Sembiring (Foto: dok okezone)
JAKARTA - Awal pekan lalu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengklaim bahwa Kemenkominfo sudah berhasil menutup sekira 90 persen situs porno. Namun hal tersebut dipertanyakan, khususnya metode yang digunakan oleh pemerintah.
Pengamat internet dan telematika Abimanyu Wachjoewidajat mengatakan klaim Menkominfo itu diduga hanya tebakan super jitu atau gold achievment saja. Pasalnya ada beberapa pendapat secara telematika yang sangat logis yang dapat mematahkan klaim Tifatul.
"Kalau bisa menyatakan 90 persen akses sudah ditutup itu berarti menkominfo sudah mengetahui jumlah total seluruhnya situs porno di dunia. Padahal tidak ada siapapun di dunia ini, bahkan Larry page dan Sergey Brin (Google) juga tidak dapat mengetahui jumlah pastinya. Jangan-jangan mungkin Kemkominfo punya metoda hebat yang bisa mengakses seluruh DNS server di dunia, atau malah memang punya jurus tebak jitu (SUPER MIND)," kata Abimanyu, melalui email yang diterima okezone, Kamis (28/10/2010).
Abah, panggilan akrab Abimanyu, juga mengatakan bahwa di dunia internet untuk memblokir akses ke suatu situs itu pekerjaan 'amat amat sangat mudah banget banget', bahkan dia berani menyatakan itu adalah kemampuan termudah setelah “mengakses situs”, yang hanya memasukan alamat situs ke address lalu tekan enter.
"Untuk memblokir situs caranya sama yaitu memasukan alamat situs juga, tetapi ke blacklist atau membuangnya dari whitelist. Jadi kalau memang sudah tahu seluruhnya, ngapain juga cuma nutup 90 persen gak sekalian 100 persen?," tanyanya heran.
Selain itu dia juga mengatakan, domain sifatnya sangat dinamis, misal hari ini 20 juta, besok bisa 30 juta (tambahan situs baru), lusanya 25 juta (mungkin tutup/bangkrut). Nah, ada lagi yang ganti nama (jumlah sama). Nah yang perlu dipantau adalah situs-situs baru dan yang ganti nama (karena penanganannya sama seperti situs baru).
Ini semakin rumit, karena kalau memang 90 persen akses sudah diblokir, maka Abimanyu memastikan rata-rata akses kecepatan ISP akan drop. Karena setiap subscriber melakukan akses diluar whitelist maka server ISP tersebut harus mencari dulu domain tersebut di daftar blacklist, yang jumlahnya jutaan.
"Bayangkan jutaan data dicocokan dengan puluhan juga pengakses internet. Wow, overall it gives us a great waste of time. Lama-lama kemacetan bukan hanya di Jakarta tapi di internet juga. Kasihan bangsa kita ya?" sindirnya.
Abimanyu menilai, sebenarnya yang patut dijadikan pernyataan bila kominfo menyampaikannya, ada sekian situs yang sudah diblokir, bukan secara persentasi, biarkan publik yg menilai sendiri apakah 'sekian' itu termasuk kinerja yang baik atau masih kurang.
(tyo)
sumber : okezone.com
Add Comments